Selasa, 13 Mei 2014

Sampai Nanti

Masih teringat saat kau berlari mendekat padaku
Menunduk dan semakin menunduk
Hingga lelah, entah berpikir atau mengambil nafas dalam setelahnya dan berharap aku berhenti

Masih teringat saat kau memberiku secarik kertas yang bertuliskan puisi manis dengan gambar bunga di sudut-sudutnya, kau tersenyum sambil berlalu

Masih teringat saat jam sekolah berakhir kau berdiri dan bersandar di mejamu menungguku menutup jendela kaca kelas karena hari itu jadwal tugasku piket

Masih teringat ketika kau datang mendekat lalu menurunkan gulungan lengan bajuku kemudian sekali menatapku dan melarangku jangan melakukannya lagi karena lenganku kurus

Masih teringat pada jam pelajaran bahasa inggris kau datang menyuruh teman sebangkuku untuk pindah dan menggantikannya duduk di sampingku, karena kau tau aku kurang pandai tentang pelajaran itu

Sebenarnya aku belum paham mengapa semua itu terjadi, mengapa kau melakukan itu
Yang aku tau adalah rasa kagum saat melihatmu berbicara cerdas saat diskusi setelah persentase tugas kelompok di depan kelas, rasa senang ketika aku merasa diperhatikan olehmu, rasa kehilangan di kelas ketika ada suratmu di meja guru berisi tentang keadaanmu yang sedang sakit yang ku lihat hanyalah bangku kosong sepanjang hari

Aku pernah melihatmu murung sendiri di pojok kelas sambil menyandarkan kepalamu pada sandaran kursi, ingin rasanya tau apa masalahmu, ingin masuk di dunia pikiranmu kemudian mengikat semua gundahmu

Kau juga sering menegurku dengan lembut jika aku melakukan hal-hal aneh ketika jam pelajaran kosong. Menyuruhku tuk diam, tetapi teguran yang hanya untukku, sementara yang teman lainnya kau biarkan.
Kau pernah mengatakan bahwa ada hal yang sudah kau berikan padaku, namun aku tidak pernah menyadarinya. Mungkin karena aku kaku.
Aku kaku saat kau mendekatiku, ketika wangi parfum khas milikmu tercium olehku
Aku kaku ketika kita kebetulan saling berpapasan keluar dari kelas
Aku kaku terhadap tatapan sendumu yang tertuju padaku melihatku serius membaca komik kesukaanku dari sudut mataku aku memperhatikan hal itu
Kaupun salah tingkah ketika tiba-tiba aku menatapmu
Kemudian semua tidak terucap, menjadi misteri dan kemudian berlalu
Biarkan hujan hari itu menjawab rasamu, akupun begitu.
Biarkan tetes air dari atap lantai dua kelas menyimpan kenanganmu dan kenanganku
Biarkan mimpi-mimpi buruk menghapus ingatanmu tentang kelas dan isinya

Aku cuma ingin satu saat nanti kita bercerita tentang rasamu, rasaku dan semua tentang bagaimana aku tidak bisa tidur mengingat senyummu, tentang mengapa kau selalu menulis banyak namaku di buku diarymu yang kau lupa di laci kelas, tentang aku yang senang melihat lentik bulu yang menghiasi matamu, tentang aku, tentang kamu, tentang semua...


01:53 pm. 14 May '14

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com