Sabtu, 13 Juni 2015
Sabtu, 26 Juli 2014
Dingin
Diselipkan dalam rinai
Menggapai jiwa tenang dalam rindu
Tanah hari ini telah meresapi arti
Arti dari tetes-tetes sampai deras
Selimuti semua yang ada di atasnya
Aku menunggu segalanya usai
Derasnya bisa menghukumku
Tiba disuatu tempat teduh
Aku kembali menunggu, serasa beku
Jemari semakin terasa kaku
Di sini mugkin akan jadi cerita esok
Jalanan panjang ini, ketika bersua
Atau lubang-lubang jalan rusak
Bisa juga tentang pohon dan rerumputan yang terlihat segar
Di sini, masih ada yang bisa ku ceritakan pada semua. Semoga.
Menanti hujan reda, 26-07-2014
Senin, 21 Juli 2014
Wahai Sahabat
Ingatkanku tentangmu, tentang kita
Dari segala kenangan kita teman
Segala cerita kita kawan
Segala ceria kita rekan
Segala canda dan tawa kita sahabat
Segala sedih dan senyum kita, saudaraku..
Mungkin kau telah lelah dari semua
Atau juga kau sangat di sayang Oleh-Nya..
Hingga Dia Menjemputmu lebih awal
Kita tidak bersama lagi sobat
Masih ku ingat ceria raut wajahmu
Suara kritismu, ketika itu
Ruangan Fakultas Teknik pun jadi sepi
Hingga keberadaanmu menggema
Kawan, kau telah berjuang hingga lelah..
Tak bisa menahan semua, hingga menyerah juga..
Kau hebat, kami tinggal menunggu
Menunggu giliran, menyusul kesana
Tempatmu sekarang berbeda
Kami tidak akan melupa
Kita telah bersama menempuh study dan semua tentang study...
Kau bukan sekedar teman. Jadi kami mengingat walau tempat kita telah berbeda...
Selamat jalan kawanku, temanku, rekanku, sahabatku dan juga saudaraku.
Bahagialah di tempatmu yang baru..
Untukmu Sahabat, Adhi Sucipto.
(23'07'88 - 21'07'14)
Minggu, 20 Juli 2014
Survei Gaje Part II
Setelah menemukan fakta baru dari sampel yang saya ambil, yang rata-rata anak SMA dan mahasiswa juga mahasiswi mengambilnya secara acak memakai jepitan seadanya kemudian memasukkannya dalam plastik bening lalu memanggil Tim Ahli Forensik biar penelitian ini dibantu oleh pihak yang berwenang dan berpengalaman. #ckck
Yah, itu. Jarang membaca dan minat menulis, sangat tidak serasi. Seperti engkau memakai jas di pasangkan dengan boxer, atau gaun dengan kopiah. Oleh sebab itu membaca itu perlu. Engkau tidak akan bisa menulis kisah kita di sini, jika engkau tidak dapat membaca hatiku (ini contoh). Membaca dan membaca. Membaca di sini tidak hanya terpaku pada buku saja. Membaca tidak harus itu buku, bacalah apa yang engkau lihat dan rasakan. Bagaimana pula engkau akan membaca hatiku, jika engkau berpaling kemudian tidak menganggap aku ada. Sakit. Aduh mama sayangeeee..!!! (copas kalimat yang sering digunakan oleh Kak Abdur, runner-up SUCI4).
Lihat dan juga rasakan, semua yang di sekitarmu. Siang, malam, senja, embun, pagi, awan hitam, pelangi, orang-orang, kesalahan hidup, itu semua bisa menjadi ide untuk menjadikan jarang membaca bukan lagi menjadi masalah 'sementara' tuk menjadikan minat menulis itu nol derajat. Setidaknya bisa menjadi hangat pada suhu dua puluh tujuh derajat. Suhu standar. Tidak perlu untuk terobsesi menulis yang langsung Best Seller. Hehehe..
Survei Gaje Part I
Lanjut dari mengapa minat menulis itu menjadi masalah yang sementara pada remaja adalah karena jarang membaca. Nah jarang membaca inilah pemicu minat menulis juga menjadi masalah sementara. Jarang membaca juga dipicu oleh dua faktor, yaitu faktor jarang juga faktor membaca. Jika hanya faktor jarang saja, tidak dapat dikatakan jarang membaca. Karena tidak dapat memenuhi kriteria untuk bisa dikatakan jarang membaca. Begitu juga dengan membaca, jika hanya membaca saja tidak juga bisa masuk kriteria jarang membaca, yang bisa memicu bahwa minat menulis itu di akibatkan oleh jarang membaca. Nah, tunggu hasil survei berikutnya, semoga minat menulis ini bukan lagi masalah sementara.
Kembali Mengingat
Kau datang lagi, setelah malam kelam
Setelah cahaya temaram lampu kota mengikat ruang udara
Setelah mimpi menggoda lelap
Setelah purnama berlalu
Setelah cakrawala gelap matahari yang bersembunyi
Setelah kumpulan hawa dingin ingin menjemput mentari
Rahmat pagi ini, turun menyelimuti
Entah beberapa menuturkan keluhan
Entah mereka peka dalam syukur
Silahkan protes kepada Malaikat
Adakah yang merasakan derita?
Anak-anak dan para ibu korban roket di bumi Syam, bumi para Nabi.